Sabtu, 30 Januari 2010

Islam Di German

PENDAHULUAN

Meski Islam dan umatnya kerap dilecehkan dan mendapat terror di berbgai
tempat, namun cahaya kebenaran tidak pernah redup. Di Jerman, sebuah
sensus menyebutkan bahwa Islam menyebar pesat.

Di jantung kota Jerman, orang berbondong-bondong masuk Islam setiap
tahunnya. Hal ini memunculkan rasa khawatir sebagian orang bila Eropa
dalam beberapa tahun ke depan berubah menjadi benua yang didominasi
oleh kaum Muslimin.

Menurut Laporan Lembaga Statistik Khusus umat Islam di Jerman, jumlah
orang yang masuk Islam di Jerman bertambah dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2006, jumlah mereka yang menyatakan diri masuk Islam sekitar
4.000-an orang, sementara di tahun 2005, hanya sekitar 1.000 orang saja.
Menurut Direktur Lembaga, Salim Abdullah, “Sedikitnya ada 18.000-an
orang Jerman yang tercatat sudah masuk Islam.

1.Islam di Jerman

a. Demografi

Hamburg adalah kota terbesar kedua Jerman.Jerman memiliki banyak kota besar namun hanya tiga yang memiliki lebih dari satu juta orang: Berlin dengan 3,4 juta orang, Hamburg dengan 1,8 juta orang, dan Munchen dengan 1,4 juta orang. Dengan demikian populasi tidak terlalu terpusat dan berorientasi ke satu kota besar saja bila dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Kota terbesar lainnya adalah Koln, Frankfurt am Main, Stuttgart, Dortmund, Essen, Dusseldorf, Bremen, Duisburg dan Hannover. Kota terbesar adalah region Rhine-Ruhr, termasuk distrik Dusseldorf-Koln.

Etnis

Jerman merupakan negara multietnis, namun sekarang perbedaan etnis tersebut mulai luntur akibat penggunaan bahasa Jerman Tinggi yang luas. Negara-negara bagian yang ada beberapa di antaranya masih menyisakan pembagian etnisitas tersebut, seperti Saarland (dihuni oleh suku bangsa Saar), Sachsen (suku Sachsen), Bayern (suku Bayer), Hessen (suku Hessen), serta Schleswig-Holstein (di bagian utara oleh orang Denmark). Di bagian timur Brandenburg juga bermukim beberapa suku Slavia.

Orang Yahudi telah sejak lama menghuni kota-kota di Jerman dan dikenal sebagai pedagang ulung. Semenjak Revolusi Industri, banyak imigran dari negara-negara Eropa bekerja dan menetap di Jerman. Pada abad ke-19, imigran dari Italia, Polandia, dan Ceko bekerja di industri tambang batu bara dan pabrik-pabrik di daerah Ruhr dan Rhein. Berakhirnya Perang Dunia II menyebabkan berdatangannya keturunan Jerman yang sebelumnya menetap di berbagai negara Eropa Timur (Vertreibung, Pengusiran terhadap orang Jerman). Booming industri pada tahun 1960-an dan 1970-an juga mengundang imigran dari daerah Balkan dan Turki. Gelombang besar imigrasi terakhir terjadi semenjak Penyatuan Kembali Jerman. Setelah peristiwa ini, Jerman membuka diri bagi keturunan Jerman yang masih menetap di Eropa Timur.

Pada 2004, sekitar 6,7 juta non-warganegara tinggal di Jerman. Dengan yang terbesar datang dari Turki, diikuti oleh Italia, Yunani, Kroasia, Belanda, Serbia, Montenegro, Spanyol, Bosnia dan Herzegovina, Austria, Portugal, Vietnam, Maroko, Polandia, Macedonia, Lebanon dan Perancis Sekitar 2/3-nya telah berada di negara ini selama 8 tahun atau lebih, dan oleh karena itu bisa dinaturalisasikan.

Jerman masih merupakan tujuan utama bagi pengungsi politik (peminta suaka) dan ekonomi dari banyak negara berkembang, namun jumlahnya turun dalam beberapa tahun terakhir ini, mencapai sekitar 50.000 pada 2003.

Agama

Martin Luther, Bapak Reformasi Jerman dan pembaharu bahasa Jerman, 1529.Jerman adalah tempat kelahiran Reformasi yang dimulai oleh Martin Luther pada awal abad ke-16. Sekarang ini, Protestan (terutama di utara dan timur) terdiri dari 33% populasi dan Katolik (terutama di selatan dan barat) juga 33%. Keseluruhan terdapat sekitar 55 juta orang beragama Kristen. Kebanyakan Protestan Jerman merupakan anggota dari Gereja Evangelikal Jerman. Gereja Bebas ada dalam kota besar maupun kecil. Paus Katolik Roma sekarang ini adalah orang Jerman, Paus Benediktus XVI.

Selain itu ada beberapa ratus ribu pemeluk Ortodoks (terutama Yunani dan Serbia), 400.000 anggota Gereja Kerasulan Baru, lebih dari 150.000 anggota Saksi Yehuwa, dan beberapa grup kecil lainnya.

Di luar itu ada pula sekitar 3,7 juta Muslim di Jerman yang terutama dianut oleh keturunan imigran dari Turki).

Jerman sekarang memiliki populasi Yahudi terbesar ke-3 di Eropa. Pada 2004, jumlah orang Yahudi dari bekas Uni Soviet yang tinggal di Jerman dua kali lipat dibanding dengan yang tinggal di Israel, membuat total pertumbuhan lebih dari 200.000 sejak 1991. Sekitng Yahudi memiliki suara dalam kehidupan publik Jerman melalui Zentralrat der Juden in Deutschland. Padahal di bawah rezim Nasionalis Sosialis (Nazi) Jerman, orang Yahudi di Eropa yang dibantai cukup banyak. Sekitar 12.000.000 orang Yahudi yang hidup di Eropa pada awal Januari 1933 menjadi sekitar 3.000.000 orang Yahudi yang selamat dari genosida (sapu bersih etnik) Nazi.

Die neue dutsche welle wilayah bekas Jerman Timu/www.umich.edu/~newsinfo/Releases/1997/Dec97/r121097a.html survey] belakangan ini. Sekitar 30% dari populasi tidak memiliki agama. Di Timur angka ini mungkin lebih tinggi.

Gereja dan negara terpisah, tetapi ada kerja sama di banyak bidang, terutama dalam bidang sosial, Gereja dan komunitas keagamaan, bila mereka besar, stabil dan setia kepada konstitusi, dapat mendapat status khusus dari negara sebagai "perusahaan di bawah hukum publik" yang mengizinkan Gereja untuk memungut pajak dari anggota yang disebut Kirchensteuer (pajak gereja). Pendapatan ini dikumpulkan oleh negara sebagai pengganti biaya koleksi. Lihat Status kebebasan agama di Jerman dan Pemisahan gereja dan negara.

2. Dinamika Islam di Jerman

a.Sejarah

Sejarah Jerman sebagai suatu bangsa baru dimulai semenjak terbentuknya Konfederasi Jerman pada tahun 1915 yang dimotori oleh Kerajaan Prusia. Namun demikian, sebagaimana banyak dikemukakan para ahli sejarah, sejarah Jerman dapat dianggap sebagai prasejarah dan sejarah wilayah yang sekarang dihuni oleh masyarakat berbahasa Jerman dan beberapa wilayah lain yang pernah didiami oleh mereka dan beberapa kelompok masyarakat lainnya yang terlibat dalam sejarah itu. Sejarah bangsa ini sejak 1915 dianggap sebagai babak modern sejarah Jerman.

Catatan sejarah mengenai wilayah yang sekarang disebut Jerman dimulai sejak adanya laporan-laporan Romawi dan Yunani mengenai kaum biadab ("Barbar") yang mendiami bagian utara Pegunungan Alpen. Era sejarah dimulai sejak abad ke-5, umum dinamakan Abad Pertengahan oleh sejarawan Eropa. Pada masa ini, panggung sejarah didominasi oleh suatu federasi longgar berbagai kaum feodal yang dikenal sebagai Kekaisaran Suci Romawi, yang membentang selama hampir 10 abad, dari abad ke-9 sampai tahun 1806. Pada masa kejayaannya, teritori kekaisaran ini mencakup wilayah modern Jerman, Austria, Slovenia, Ceko, Polandia Barat, Perancis timur, Swiss, dan Italia utara modern. Setelah pertengahan abad ke-16, ketika kehilangan banyak teritori bangsa non-Jerman, kekaisaran ini disebut sebagai "Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman".

Perang Napoleon mengubah alur sejarah, dari orientasi feodalisme menjadi negara militeristik, dengan terbentuknya Konfederasi Jerman tahun 1815–1866, Kekaisaran Jerman tahun 1871–1918, dan Republik Weimar tahun 1919–1933. Setelah pemerintahan Jerman Nazi Adolf Hitler tahun 1933–1945 yang membawa kehancuran bangsa ini dalam Perang Dunia II, muncullah Republik Federal Jerman (Jerman Barat) dan Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) sebagai simbol Perang Dingin, hingga Jerman bersatu kembali pada tahun 1990.

b. Prasejarah

Negara Jerman terletak di antara aliran beberapa sungai besar yang sejak ribuan tahun menjadi tempat bermukim beraneka ragam masyarakat. Fosil Homo heidelbergensis dan Homo neanderthalensis ditemukan di daerah lembah dekat aliran sungai. Pada periode yang lebih modern ditemukan peninggalan dari manusia Cro-Magnon dari Zaman Es. Peninggalan-peninggalan peradaban Zaman Batu dan Zaman Perundagian juga ditemukan di banyak tempat.

Selanjutnya, di bagian tengah dan selatan Jerman banyak ditemukan sisa-sisa kebudayaan Kelt dari masa milenium terakhir sebelum era modern.

c. Periode Antik

Pada masa menjelang ekspansi Romawi, wilayah Jerman dihuni oleh berbagai puak Germanik yang saling bersaing satu sama lain. Kelemahan ini dimanfaatkan oleh orang Romawi untuk menaklukkan wilayah timur Sungai Rhein dan mendirikan provinsi Germania Magna. Pada abad pertama Masasihh, pasukan AS Roma kembali dapat didesak mundur.

Perlahan-lahan, suku-suku Germanik ini mulai memperluas wilayahnya ke arah barat setelah kekuatan Romawi memudar. Walaupun Romawi secara politis sudah tidak kuat, namun secara budaya suku-suku Germanik sangat terpengaruh oleh budaya Romawi. Secara bergantian bermunculan puak-puak yang mendominasi dan mulai membentuk dinasti/wangsa berkuasa, seperti dinasti Meroving dan dinasti Salia. Proses kristenisasi dan kultur feodalisme juga mulai terjadi pada periode ini.

Pada abad ke-8 muncul satu suku Jerman yang mencuat dan mendirikan imperium, mengikuti contoh yang pernah ditunjukkan oleh orang Romawi sebelumnya, yaitu Nathaniel, dengan penguasa pertama Nicholas (Charles Martel). Ia mendirikan Kerajaan Franka, yang mendominasi Eropa barat dan tengah hingga beberapa abad sesudahnya.

d. Periode Pertengahan

Periode ini dimulai sejak berdirinya Kekaisaran Suci Romawi pada abad ke-9, sebagai hasil penyatuan kembali wilayah Kerajaan Franka dan takluknya Italia bagian utara di tangan puak Jerman.

Periode ini berakhir setelah terjadinya Reformasi, yang digerakkan oleh Martin Luther, Johannes Calvin, dan Zwingli.

e. Sejarah Awal Islam Di Jerman

Sebenarnya Islam sudah dikenal oleh bangsa Jerman sejak zaman pendudukan Kekhalifaan Islam di Spanyol. Pada saat itulah kekuasaan dan kemajuan dunia Islam di segani oleh bangsa-bangsa Eropa. Pada tahun 1668 dan 1683, masa yang dikenal sebagai titik baik ekspansi dinasti.

Referensi

· Geographica”The Comp;ete Ilustrated World Reference “Perpilus”:Goldon Chers

· Ensiclopedia Islam Ringkas.Raja Grafindo Persada .Jakarta.1999

· Wikipedia

Islam Di German

PENDAHULUAN

Meski Islam dan umatnya kerap dilecehkan dan mendapat terror di berbgai
tempat, namun cahaya kebenaran tidak pernah redup. Di Jerman, sebuah
sensus menyebutkan bahwa Islam menyebar pesat.

Di jantung kota Jerman, orang berbondong-bondong masuk Islam setiap
tahunnya. Hal ini memunculkan rasa khawatir sebagian orang bila Eropa
dalam beberapa tahun ke depan berubah menjadi benua yang didominasi
oleh kaum Muslimin.

Menurut Laporan Lembaga Statistik Khusus umat Islam di Jerman, jumlah
orang yang masuk Islam di Jerman bertambah dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2006, jumlah mereka yang menyatakan diri masuk Islam sekitar
4.000-an orang, sementara di tahun 2005, hanya sekitar 1.000 orang saja.
Menurut Direktur Lembaga, Salim Abdullah, “Sedikitnya ada 18.000-an
orang Jerman yang tercatat sudah masuk Islam.

1.Islam di Jerman

a. Demografi

Hamburg adalah kota terbesar kedua Jerman.Jerman memiliki banyak kota besar namun hanya tiga yang memiliki lebih dari satu juta orang: Berlin dengan 3,4 juta orang, Hamburg dengan 1,8 juta orang, dan Munchen dengan 1,4 juta orang. Dengan demikian populasi tidak terlalu terpusat dan berorientasi ke satu kota besar saja bila dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Kota terbesar lainnya adalah Koln, Frankfurt am Main, Stuttgart, Dortmund, Essen, Dusseldorf, Bremen, Duisburg dan Hannover. Kota terbesar adalah region Rhine-Ruhr, termasuk distrik Dusseldorf-Koln.

Etnis

Jerman merupakan negara multietnis, namun sekarang perbedaan etnis tersebut mulai luntur akibat penggunaan bahasa Jerman Tinggi yang luas. Negara-negara bagian yang ada beberapa di antaranya masih menyisakan pembagian etnisitas tersebut, seperti Saarland (dihuni oleh suku bangsa Saar), Sachsen (suku Sachsen), Bayern (suku Bayer), Hessen (suku Hessen), serta Schleswig-Holstein (di bagian utara oleh orang Denmark). Di bagian timur Brandenburg juga bermukim beberapa suku Slavia.

Orang Yahudi telah sejak lama menghuni kota-kota di Jerman dan dikenal sebagai pedagang ulung. Semenjak Revolusi Industri, banyak imigran dari negara-negara Eropa bekerja dan menetap di Jerman. Pada abad ke-19, imigran dari Italia, Polandia, dan Ceko bekerja di industri tambang batu bara dan pabrik-pabrik di daerah Ruhr dan Rhein. Berakhirnya Perang Dunia II menyebabkan berdatangannya keturunan Jerman yang sebelumnya menetap di berbagai negara Eropa Timur (Vertreibung, Pengusiran terhadap orang Jerman). Booming industri pada tahun 1960-an dan 1970-an juga mengundang imigran dari daerah Balkan dan Turki. Gelombang besar imigrasi terakhir terjadi semenjak Penyatuan Kembali Jerman. Setelah peristiwa ini, Jerman membuka diri bagi keturunan Jerman yang masih menetap di Eropa Timur.

Pada 2004, sekitar 6,7 juta non-warganegara tinggal di Jerman. Dengan yang terbesar datang dari Turki, diikuti oleh Italia, Yunani, Kroasia, Belanda, Serbia, Montenegro, Spanyol, Bosnia dan Herzegovina, Austria, Portugal, Vietnam, Maroko, Polandia, Macedonia, Lebanon dan Perancis Sekitar 2/3-nya telah berada di negara ini selama 8 tahun atau lebih, dan oleh karena itu bisa dinaturalisasikan.

Jerman masih merupakan tujuan utama bagi pengungsi politik (peminta suaka) dan ekonomi dari banyak negara berkembang, namun jumlahnya turun dalam beberapa tahun terakhir ini, mencapai sekitar 50.000 pada 2003.

Agama

Martin Luther, Bapak Reformasi Jerman dan pembaharu bahasa Jerman, 1529.Jerman adalah tempat kelahiran Reformasi yang dimulai oleh Martin Luther pada awal abad ke-16. Sekarang ini, Protestan (terutama di utara dan timur) terdiri dari 33% populasi dan Katolik (terutama di selatan dan barat) juga 33%. Keseluruhan terdapat sekitar 55 juta orang beragama Kristen. Kebanyakan Protestan Jerman merupakan anggota dari Gereja Evangelikal Jerman. Gereja Bebas ada dalam kota besar maupun kecil. Paus Katolik Roma sekarang ini adalah orang Jerman, Paus Benediktus XVI.

Selain itu ada beberapa ratus ribu pemeluk Ortodoks (terutama Yunani dan Serbia), 400.000 anggota Gereja Kerasulan Baru, lebih dari 150.000 anggota Saksi Yehuwa, dan beberapa grup kecil lainnya.

Di luar itu ada pula sekitar 3,7 juta Muslim di Jerman yang terutama dianut oleh keturunan imigran dari Turki).

Jerman sekarang memiliki populasi Yahudi terbesar ke-3 di Eropa. Pada 2004, jumlah orang Yahudi dari bekas Uni Soviet yang tinggal di Jerman dua kali lipat dibanding dengan yang tinggal di Israel, membuat total pertumbuhan lebih dari 200.000 sejak 1991. Sekitng Yahudi memiliki suara dalam kehidupan publik Jerman melalui Zentralrat der Juden in Deutschland. Padahal di bawah rezim Nasionalis Sosialis (Nazi) Jerman, orang Yahudi di Eropa yang dibantai cukup banyak. Sekitar 12.000.000 orang Yahudi yang hidup di Eropa pada awal Januari 1933 menjadi sekitar 3.000.000 orang Yahudi yang selamat dari genosida (sapu bersih etnik) Nazi.

Die neue dutsche welle wilayah bekas Jerman Timu/www.umich.edu/~newsinfo/Releases/1997/Dec97/r121097a.html survey] belakangan ini. Sekitar 30% dari populasi tidak memiliki agama. Di Timur angka ini mungkin lebih tinggi.

Gereja dan negara terpisah, tetapi ada kerja sama di banyak bidang, terutama dalam bidang sosial, Gereja dan komunitas keagamaan, bila mereka besar, stabil dan setia kepada konstitusi, dapat mendapat status khusus dari negara sebagai "perusahaan di bawah hukum publik" yang mengizinkan Gereja untuk memungut pajak dari anggota yang disebut Kirchensteuer (pajak gereja). Pendapatan ini dikumpulkan oleh negara sebagai pengganti biaya koleksi. Lihat Status kebebasan agama di Jerman dan Pemisahan gereja dan negara.

2. Dinamika Islam di Jerman

a.Sejarah

Sejarah Jerman sebagai suatu bangsa baru dimulai semenjak terbentuknya Konfederasi Jerman pada tahun 1915 yang dimotori oleh Kerajaan Prusia. Namun demikian, sebagaimana banyak dikemukakan para ahli sejarah, sejarah Jerman dapat dianggap sebagai prasejarah dan sejarah wilayah yang sekarang dihuni oleh masyarakat berbahasa Jerman dan beberapa wilayah lain yang pernah didiami oleh mereka dan beberapa kelompok masyarakat lainnya yang terlibat dalam sejarah itu. Sejarah bangsa ini sejak 1915 dianggap sebagai babak modern sejarah Jerman.

Catatan sejarah mengenai wilayah yang sekarang disebut Jerman dimulai sejak adanya laporan-laporan Romawi dan Yunani mengenai kaum biadab ("Barbar") yang mendiami bagian utara Pegunungan Alpen. Era sejarah dimulai sejak abad ke-5, umum dinamakan Abad Pertengahan oleh sejarawan Eropa. Pada masa ini, panggung sejarah didominasi oleh suatu federasi longgar berbagai kaum feodal yang dikenal sebagai Kekaisaran Suci Romawi, yang membentang selama hampir 10 abad, dari abad ke-9 sampai tahun 1806. Pada masa kejayaannya, teritori kekaisaran ini mencakup wilayah modern Jerman, Austria, Slovenia, Ceko, Polandia Barat, Perancis timur, Swiss, dan Italia utara modern. Setelah pertengahan abad ke-16, ketika kehilangan banyak teritori bangsa non-Jerman, kekaisaran ini disebut sebagai "Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman".

Perang Napoleon mengubah alur sejarah, dari orientasi feodalisme menjadi negara militeristik, dengan terbentuknya Konfederasi Jerman tahun 1815–1866, Kekaisaran Jerman tahun 1871–1918, dan Republik Weimar tahun 1919–1933. Setelah pemerintahan Jerman Nazi Adolf Hitler tahun 1933–1945 yang membawa kehancuran bangsa ini dalam Perang Dunia II, muncullah Republik Federal Jerman (Jerman Barat) dan Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) sebagai simbol Perang Dingin, hingga Jerman bersatu kembali pada tahun 1990.

b. Prasejarah

Negara Jerman terletak di antara aliran beberapa sungai besar yang sejak ribuan tahun menjadi tempat bermukim beraneka ragam masyarakat. Fosil Homo heidelbergensis dan Homo neanderthalensis ditemukan di daerah lembah dekat aliran sungai. Pada periode yang lebih modern ditemukan peninggalan dari manusia Cro-Magnon dari Zaman Es. Peninggalan-peninggalan peradaban Zaman Batu dan Zaman Perundagian juga ditemukan di banyak tempat.

Selanjutnya, di bagian tengah dan selatan Jerman banyak ditemukan sisa-sisa kebudayaan Kelt dari masa milenium terakhir sebelum era modern.

c. Periode Antik

Pada masa menjelang ekspansi Romawi, wilayah Jerman dihuni oleh berbagai puak Germanik yang saling bersaing satu sama lain. Kelemahan ini dimanfaatkan oleh orang Romawi untuk menaklukkan wilayah timur Sungai Rhein dan mendirikan provinsi Germania Magna. Pada abad pertama Masasihh, pasukan AS Roma kembali dapat didesak mundur.

Perlahan-lahan, suku-suku Germanik ini mulai memperluas wilayahnya ke arah barat setelah kekuatan Romawi memudar. Walaupun Romawi secara politis sudah tidak kuat, namun secara budaya suku-suku Germanik sangat terpengaruh oleh budaya Romawi. Secara bergantian bermunculan puak-puak yang mendominasi dan mulai membentuk dinasti/wangsa berkuasa, seperti dinasti Meroving dan dinasti Salia. Proses kristenisasi dan kultur feodalisme juga mulai terjadi pada periode ini.

Pada abad ke-8 muncul satu suku Jerman yang mencuat dan mendirikan imperium, mengikuti contoh yang pernah ditunjukkan oleh orang Romawi sebelumnya, yaitu Nathaniel, dengan penguasa pertama Nicholas (Charles Martel). Ia mendirikan Kerajaan Franka, yang mendominasi Eropa barat dan tengah hingga beberapa abad sesudahnya.

d. Periode Pertengahan

Periode ini dimulai sejak berdirinya Kekaisaran Suci Romawi pada abad ke-9, sebagai hasil penyatuan kembali wilayah Kerajaan Franka dan takluknya Italia bagian utara di tangan puak Jerman.

Periode ini berakhir setelah terjadinya Reformasi, yang digerakkan oleh Martin Luther, Johannes Calvin, dan Zwingli.

e. Sejarah Awal Islam Di Jerman

Sebenarnya Islam sudah dikenal oleh bangsa Jerman sejak zaman pendudukan Kekhalifaan Islam di Spanyol. Pada saat itulah kekuasaan dan kemajuan dunia Islam di segani oleh bangsa-bangsa Eropa. Pada tahun 1668 dan 1683, masa yang dikenal sebagai titik baik ekspansi dinasti.

Referensi

· Geographica”The Comp;ete Ilustrated World Reference “Perpilus”:Goldon Chers

· Ensiclopedia Islam Ringkas.Raja Grafindo Persada .Jakarta.1999

· Wikipedia